Minggu, 05 Februari 2017

...

Percayalah, sy sudah melewati ratusan malam mencoba segala macam cara untuk melupakan, untuk menghapus segala yang pernah ada. Sudah tak terhitung malam-malam penuh dengan air mata, penuh dengan penyesalan, penuh dengat sayatan yang menganga dihati yang berusaha sy obati. Sudah tak terhitung pagi-pagi yang terasa berat untuk dilalui, terasa berat untuk dihadapi, pagi-pagi yang pernah sy harap untuk tak pernah hadir. Sudah tak terhitung mimpi-mimpi menyiksa yang tak pernah sy ceritakan kepada siapapun, yang tak sanggup sy ceritakan pada siapapun. Percayalah, tak terhitung berapa banyak kilasan ingatan lalu yang berusaha sy tepis, sy anggap tak pernah ada, walau pada nyatanya ingatan itu memang pernah ada. 

Percayalah, sudah beribu kali sy merutuki diri sy sendiri, menyalahkan diri sy sendiri, berusaha menyadari bahwa satu-satuny yang sy butuhkan adalah memaafkan diri sy sendiri. Sudah beribu kali sy meyakinkan diri bahwa sy tak salah, namun itu tak pernah berhasil. Beribu quote berusaha sy pahami, bahwa dunia sy sedang hancur, dan itu normal, dan semua orang mungkin mengalaminy, dan percaya bahwa sy bisa bangkit. Walau rasa percaya itu telah lama menghilang..

Percayalah, masa-masa gelap itu memang benar pernah ada. Memang benar pernah terjadi. Masa-masa yang ternyata dapat memutar balikkan masa depan sy, memutar balikkan sy saat ini. Masa-masa yang mungkin tidak membuat "air panas menjadi kopi yang dapat diminum" melainkan membuat "sebutir telur mengeras didalamny".

Dan sekarang, hal yang mungkin tanpa sadar sy inginkan walau selalu sy tepis, mungkin saat ini tengah terjadi..
Percayalah, yang saat ini tengah sy lakukan, walaupun mungkin salah, adalah berusaha mempertahankan diri sy. Sy sudah khatam bagaimana rasany ditinggalkan tanpa alasan. Sy sudah khatam bagaimana orang-orang disekitar sy mempertanyakan kebodohan sy. Sy sudah khatam bagaimana tetap berusaha berdiri ditengah keterpurukan. Sy sudah khatam bagaimana mempercayai dan terus mencoba mempercayai walaupun ternyata sia-sia.

Percayalah, saat ini sy sedang mencoba segala macam cara untuk bertahan. Percayalah, ini bukan hal yang mudah, setidakny bagi sy. Berapa banyak hal telah yang sy coba untuk abaikan. Berapa banyak pertanyaan yang selalu ingin sy tanyakan, namun berakhir sebelum sampai diujung lidah. Tak sanggup sy tanyakan, antara takut mendengar jawabannya, atau sy memang sudah mengetahui jawabannya. Berapa banyak penolakan yang sy beri ke diri sy sendiri, agar jarak itu tetap terbentang. Agar jarak yang entah kenapa selalu tercipta, tetap ada. 

Percayalah, saat ini sy tak lagi memimpikan banyak hal. Sy lenyapkan segala harapan yang mungkin ada. Selalu tertanam didiri sy setiap hari, bahwa mungkin ini hari terakhir sy tertawa, mungkin besok sy akan kembali bersedih. 
Percayalah, sy selalu berusaha mempersiapkan hati, apabila suatu hari sy kembali ditinggalkan, tanpa alasan, lagi. Daripada memimpikan banyak hal indah yang mungkin terjadi di masa depan, saat ini sy lebih mempersiapkan cara-cara agar bisa bangkit, apabila suatu hari sy kembali bersedih.

Sebenarny sy tahu, semua ini mungkin sia-sia. Tapi mungkin ini cara terakhir yang bisa sy lakukan untuk melenyapkan segala yang pernah ada, menjadi tak berbekas. Mungkin ini satu-satuny cara sy bisa bertahan, satu-satuny cara agar sy bisa bangkit.

Percayalah, sy sudah pernah berusaha mencoba segala macam cara, memberikan segala hal terbaik yang sy miliki, dan ternyata tak berhasil. Percayalah, ternyata sy bisa menyerah. Karena saat ini, pada akhirny sy memiliki kekuatan untuk mengakui, bahwa apa yang sy rasa dan kamu rasa ternyata berbeda. Dan ya, sy memang bisa menyerah.. =)

Selasa, 08 November 2016

Mengisi Waktu Tidak Luang

Ass..

Lagi ngantuk tapi malas tidur. Jam-jamny pikiran lagi produktif banget nih jam segini sebenerny. Kalo badan ini ga' capek, pasti udah ngelanjutin rajutan. Tapi disebabkan mata yang lagi sepet, badan capek, akhirny ngeblog aja. Karena kalo megang benang pasti ga' lama langsung terkapar ke alam mimpi, hehe..

Pikiran lagi campur aduk ga' karuan. Ga' ada alasanny sih, lagi pecah fokus antara hal ini dan hal itu.

Seperti tadi siang, tiba-tiba terbersit buat cerita suatu hal di blog ini. Akhirny mengarang lah sy. Dan akhirny cerita itu hanya sampai di draft aja. Mungkin selamany akan di draft, biar cukup sy yang tau (sok misterius mode : ON), hahaha..

Ga' ding. Lagi mau cerita soal kegiatan Sabtu kemarin. Dan entah kenapa tiba-tiba merembet aja ke masa SMP sy, masa-masa cinta pertama (cieh elaahhh XD). Tapi karena takut nantiny ada yang baca dan menyadari hal-hal yang sebaiknya ga' disadari, sebaikny cerita masa lalu itu cukup disimpan di ingatan aja, hehe..

Mau posting hasil beberapa waktu ini aja. Hasil rajutan yahh.. ;)





Sekian dulu deh pamer-pamerny buat hari ini..
Nite.
Cya!

Rabu, 19 Oktober 2016

Kapan Nikah?

Ass..

Beberapa waktu belakangan ini si Mama dan si Papa lagi geregetan banget kaeny dengan sy mengingat sejak yang terakhir kemarin sy ga' pernah lagi bawa teman lawan jenis ke rumah. Jangankan bawa ke rumah, tiap jalan aja rame-rame terus. Tiap kali datang ke undangan, atau ngomongin catering, atau ngomongin dekorasi, ujung-ujungny selalu ngomong, "Kalo Mba Sita kapan?" Dan sy cuma bisa bilang, "Doain aja." =))

Yah, sy mengerti mereka bukanny menuntut. Karena sy tau mereka sangat mengenal sy. Mereka tau sy orang yang seperti apa. Sy tau mereka sedang mengkhawatirkan sy.

Kalau dibilang susah move on, sy bukan pribadi yang susah move on. Tapi sy mudah trauma. Untuk bangkit dari ketakutan itulah yang terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan sy akui, diumur yang udah ga' sedikit ini, rasa takut itu rasany semakin lama semakin membekas, semakin menghantui, semakin tertanam dalam.

Ada yang bilang, obat untuk bisa cepat move on adalah menemukan cinta baru. Bukanny tidak ada yang datang. It's hard to open my heart again after someone broke down my wall. Sy tidak ingin menyakiti karena sy memang belum siap, dan sy juga tidak ingin tersakiti karena sekali lagi, sy memang belum siap. Bukan sy belum bisa melupakan yang lalu. Sy hanya belum siap jika hal yang pernah terjadi dulu terulang lagi kemudian. Dan ya, ternyata sy memang serapuh itu =)

Terkadang memang sesekali datang rasa ingin menyerah dan pasrah. Menerima siapa saja yang datang dan menyeleksi untuk memilih yang terbaik. Tapi apakah itu menjadi jaminan kalau suatu saat nanti sy bisa membuka hati sy untukny? Itu tidak bisa menjadi jaminan. Memangny siapa sy dengan seenak sy memilih yang terbaik dari sekian banyak pilihan? Memangny sesempurna apa sy hingga dengan sombongny sy hanya mau yang terbaik yang sempurna? Karena itulah sy belum siap untuk menyakiti orang lain. Dan ya, sekali lagi, sy orangny memang selurus ini =)

Dan hingga sekarang memang hanya sedikit orang yang denganny saya mampu membuka hati.

Tapi sy tau, Tuhan sudah menyiapkan yang terbaik untuk sy. Bukan seseorang yang sempurna, tapi seseorang yang mampu melengkapi segala sisi diri saya. Segala baik dan buruk saya. Yang denganny seperti menemukan potongan puzzle yang tepat.

Mungkin belum sekarang..

Tapi sy tau hari itu akan datang suatu saat nanti.

Sy memang bukan orang yang bisa move on dengan mudah. Setahun, dua tahun, bahkan bertahun-tahun. Tapi sy tau, dari segala macam yang terjadi, dari segala kelurusan dan kerapuhan sy, banyak hal yang bisa sy pelajari. Masih banyak hal yang harus sy lakukan untuk mengembalikan segalany seperti dulu, mengobati segala luka, menerima segala keputusan tidak bijak yang pernah diambil.

Untuk saat ini, cuma bisa nikmati "Kapan nikah?" dari orang-orang 😂

Someday ya, kalau waktuny sudah tepat, kita pasti bertemu dear soulmate..
=)

Rabu, 21 September 2016

A lil' talk about Loyalty

Ass..

Sy mau declare nih. Selama ini sy diam aja. Selama ini sy pendam sendiri.. Mungkin ada lah sy cerita sedikit-sedikit dengan orang-orang terdekat sy yang masih mau peduli dengan sy.

Awalny sy coba bertahan, mencoba melihat dari segala sisi positif. Segala hal negatif sy coret, sy hilangkan, sy anggap ga' pernah ada. Yang mereka semua tau, sy ceria. Yang mereka semua tau, sy selalu tersenyum. Yang mereka semua tau, sy seperti lepas ga' ada beban. "Enak ya kamu Sita, kerjaanmu ga' susah". Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Kelihatannya. Eniwei, satu hal yang ga' pernah berani sy lakukan dari dulu adalah membandingkan orang yang satu dengan orang yang lainny. Karena menurut sy setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang ga' sepantasny untuk dibandingkan.

Kembali lagi.. Semua melihat bahwa sy kelihatan santai. Kayak ga' ada beban hidup. Kayak ga' ada tanggungan. Kayak tanggung jawab sy ga' berat.

Dinyinyirin, disindir, sudah biasa.

Tapi semua itu tergantung pribadi masing-masing orang kan? Apakah mereka mau menunjukkan segala beban atau menyimpannya sendiri dan menikmatinya. Sy pilih yang kedua. Sejak sy orok sy sudah memilih yang kedua. Makany sy sudah biasa dipandang sebelah mata sama orang, disindir, dinyinyirin, dianggap sy ga' memiliki masalah apa-apa, dianggap hidup sy mudah. Sy sih ga' peduli.

Tapi semua hal sulit yang terjadi di hidup sy, selama sy tetap bungkam, ga' akan ada yang tau yah.

Sebenarny sy ga' masalah dipandang sebelah mata, dinyinyirin, karena tampilan sy yang santai seolah ga' ada beban.

Tapi ternyata ketahanan orang ada batasny ya. Dan sy juga baru sadar ternyata daya tahan sy juga berbatas.

Diluar konsep bahwa kesabaran sebenarnya ga' berbatas, sy membicarakan perihal loyalitas. Diatas segala nyinyiran dll dsb, sy mencoba bertahan, menganggap semua tidak ada, dan mencoba menikmati segala kemudahan dan segala kesulitan yang ada. Itu sy anggap sebagai bentuk loyalitas sy. Tapi saat loyalitas pun sudah ga' dihargai, apa yang bisa sy lakukan selain mencoba mencari sandaran lain yang bisa menghargai loyalitas sy dengan lebih baik? 🙂

Mungkin yang cocok adalah : Loyalitas pun ada batasny
☺☺☺

Sekian. Mohon maaf sy kali ini menulis dengan penuh emosi.

Jumat, 09 September 2016

Opname (lagi).

Ass..

Setelah minggu-minggu yang berat, Alhamdulillah sy masih bisa ngepost lagi kae biasany.

Jadi sekitar 2 minggu lalu, hari Minggu, lebih tepatny lagi Minggu siang, sy ke Kemala Beach. Ga' renang, ga' main air. Cuma di pasir doang sebentar nemanin ponakan, setelah itu cuma nongkrong makan eskrim sama pisang keju coklat. Kalo boleh dibilang cuma ganti tempat leyeh-leyeh, dari rumah ke Kemala Beach (bahkan nulis ni "Kemala Beach" sekarang bikin sy merinding disko XD ).

Pulang dari Kemala Beach sempat istirahat bentar, langsung lanjut jalan lagi. Emang kondisi udah mulai sore dan sy cuma pake baju tipis. Tapi bener-bener ga' nyangka baju tipis yang udah biasa sy pake itu terasa tipisny berkali-kali lipat lebih dari biasany. Sepanjang perjalanan cuma bisa menggigil. Niat mau jalan agak lama akhirny batal, langsung pulang ke rumah lagi dan langsung tepar.

Senin pagi mau pergi kerja, tapi badan rasany udah hancur ga' karuan. Akhirny ga' jadi masuk kerja, niat cuma mau istirahat sehari dirumah. Tapi setelah cek suhu badan, panas ini badan mencapai 39 derajat. Sama si mama sy langsung dilarikan ke rumah sakit. Awalny disuruh langsung ke UGD, secara badan udah hancur lebur ga' karuan. Tapi karena sy ngerasa masih bisa jalan dan masih banyak yang jauh lebih parah dari sy yang lebih pantas masuk UGD, akhirny sy tetep aja cek di poli umum kae biasany. Walopun selama menunggu sy rada menyesalkan keputusan sy untuk ga' langsung ke UGD aja XD

Begitu cek suhu badan di poli umum, suhu udah meningkat lagi sampe 40,5 derajat. Langsung cus disuruh cek darah. Dan kalo boleh berpendapat ya, mungkin antara poli umum dan laboratorium perlu dikasih minibus. Jauh bangettt, dari ujung ke ujung. Dan ini badan rasany bener-bener udah hancur ga' karuan. Nunggu hasil lab 1 jam, berasa sekali waktu berjalan pelan banget. Antara kepala berat cenat-cenut, badan ga' berenti menggigil, perut rasany siap meledak kapan aja.

Begitu hasil lab keluar, balik lagi ke poli umum yang jauhny ga' nanggung itu. Sejujurny waktu baca hasil labny, sy ga' ngerti kesimpulanny apaan. Tapi begitu dibawa ke dokter umum lagi, langsung muncul 1 kesimpulan : sy harus opname. Saking berasa hancurny badan, sy sampe ga' sempat lagi buat berasa kaget shock dan segala macam printilan itu. Dokter bilang, sy Typus dan Dbd. Waktu dokterny menjelaskan, cuma 1 hal di kepala saya : sy ga' kuaaatttt.

Sore baru bisa masuk kamar.

Malam baru bisa pasang infus setelah beberapa perawat bergantian berusaha dedel doel tangan sy. Bilangny nadi sy halus. Whatever laahh, yang penting badan sy bisa sembuh lagi.

Masuk ruang rawat inap, suhu saya 41 derajat.

Beberapa hari dirawat, suhu badan sy ga' pernah dibawah 39 derajat. Bilangny suhu badan sy yang panas itu yang menyebabkan kepala sy berasa mau pecah. Muka merah kae kepiting rebus, mata merah, bibir pucat, benar-benar kae orang yang pasrah mau diapain aja.

Dokter bilang, sy positif Typus (lagi) dan Dbd, tapi lebih dominan Typus, Typus kali ini benar-benar jauh beda dari yang dulu waktu sy opname jaman kuliah. Yang kali ini sy benar-benar ga' bisa ngapa-ngapain. Gerakin badan sedikit aja berasa kae seribu jarum nancep di kepala. Ubah posisi dikit aja berasa semua isi perut minta dikeluarin lagi.

Hari Selasa dan Rabu, mungkin kalau bisa dibilang titik terendah dihidup sy. Banyak terjadi hal-hal yang membuat sy berpikir, "Kematian benar-benar bisa datang kapan aja".

Beberapa kali ngalamin kejadian-kejadian yang luar biasa dalam 2 hari itu. Yang ga' akan mungkin sy lupain dalam hidup sy.

Skip.

Di opname sampe semingguan. Dan selama semingguan itu juga sy ga' bisa makan dan minum. Perut sy benar-benar ga' bersahabat, efek dari sakit dan juga efek dari obat yang sy terima. Selama semingguan itu juga sy ga' bisa tidur nyenyak. Tiap saat kebangun antara kepala yang ga' berenti nyeri, perut yang ga' berenti bergejolak, sendi-sendi yang ga' berenti linu, dan sekujur badan sy yang rasany ga' karuan. Kalau mau pasrah, mungkin saat itu sy benar-benar pasrah atas apapun yang bakal terjadi.

Hari terakhir sy opname pun sebenerny badan masih kurang fit. Suhu badan masih ga' jauh-jauh dari 37 derajat. Lambung masih belum bisa sepenuhny menerima makanan dan minuman. Kepala masih berat, berasa mabuk laut darat udara. Tapi berhubung infus lagi dilepas (tangan bengkak untuk kesekian kaliny) dan trombosit sudah dibatas normal, akhirny dibolehin pulang sama dokter.

Beberapa hari keluar rumah sakit, badan masih amburadul. Masih belum bisa ngangkat kepala lama-lama. Tapi karena sudah mulai bisa makan, akhirny sy makan aja apa yang ada. Alhamdulillah dapat banyak makanan dari yang datang menjenguk, jadi standby banyak makanan di rumah. Sejak bisa makan jadi berasa balas dendam, semua dimakan, dan ga' berasa kenyang sedikitpun XD

Well, yah ini benar-benar minggu-minggu yang cukup berat. Sakit yang mendadak. Mendadak harus istirahat total dalam jangka waktu yang lama (sy ga' kerja selama 2 minggu wow!), mendadak semua rencana buyar seketika. Tapi yah benar-benar harus dinikmati istirahat totalny. Sekitar 5 hari di rumah sakit sy cuma bisa tiduran, bahkan megang hape juga ga' bisa.

Allah selalu punya cara. Walo dengan sakit. Walo dengan bumbu-bumbu hal yang bisa membuka mata. Tapi Allah selalu punya cara.

Dan ga' ada hal lain yang bisa dilakuin selain terus percaya, di keadaan gimanapun, Allah selalu menjaga kita =)

Main pasir @Kemala Beach

Sy sebelum sakit, xixi..